Pada hamparan hijau mencoba berdiri, melawan semesta yang tak ia kenal.
Sesosok kecil penuh topeng ceria, Sesosok kecil yang acuh pada dusta disekitarnya.
Pernah dalam dirinya terbayang,ketika yang ada kini menjadi tiada.
Dan semuanya mengudara tak berbekas.
Sebelumnya aku, lalu kamu sesudahnya.
Ia bermain mimpi , menerbangkannya diantara langit menuju citanya.
Namun gelembung itu sudah tak tahu lagi akan menjadi apa,
sudah tak ada yang mau peduli dan dengar ceritanya
Menjadi semu yang sudah tak lagi ada pada tempatnya
Dengan tinggi yang tak seberapa, kedua tangannya menggapai ke langit.
ingin menggapai namun apa daya, ia tak sampai.namun tetap ia tak mau berhenti.
Hanya pada udara saja bocah itu berpesan,
kata sahabat masih terlalu hitam baginya,ia tak pernah temukan putih yang dulu.
Dunia sudah terlalu dingin baginya,
bersatunya kedua telapak tangan tak lagi ada artinya.
Ditinggal begitu saja tanpa pernah melihat lambaian tangan dari yang meninggalkannya.
Rasa sakitnya sudah mati, ia mati rasa.
Kesepiannya sudah tak lagi wajar, hilanglah kawan kecil ditelan dunia,
Takutnya terlalu menjadi,
musim gugur sudah datang terlalu cepat.
menghisap semua yang tak seharusnya ia bawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar