To God : suatu kehormatan besar bagi saya karena telah diciptakan di dunia yang se indah ini. Well,tidak akan saya sia siakan.Akan saya lalui dan saya akhiri dengan indah pula!
Senin, 24 September 2012
Rabu, 19 September 2012
Gila Bola!
Dunia sudah benar benar gila rupanya, tidak mengenal kata sana,tidak mengenal kata sini,atau situ semua fasih berbicara bola.Atau boleh aku bilang bahwa semua yang hidup harus berbicara bola,minimal mengerti...atau kamu tidak akan dianggap ada sama sekali. Maka kemudian kupakai sebagian waktuku,menuju stadion,duduk di tribun penonton,Orangtua ku hanya mengantar dari luar, pun juga keluarga dan guru ku. Sepertinya mereka semua ingin aku sendiri...Menambah pengalamnku katanya, Iya..aku disuruh tumbuh sendiri. Ditinggalkan mereka yang masuk di tribun yang berbeda. Oh iya, sampai dimana aku tadi? Masuk dalam stadion? Oh ya, aku duduk disitu, mendapat tempat yang jauh dari lapangan dan agak terpinggir. Lalu aku lanjutkan ceritaku ini sembari mengamati apa yang ada di sana. Aku bukan egois, aku akan cerita...
di dalam stadion
Jujur saja, aku baru sekali masuk ke dalam stadion. Sangat berbeda dengan apa yang aku lihat sebelumnya di sekolah,di kampus dan di Internet. Rumputnya bukan hijau, Lapangannya tidak rata, dan garis putihnya pun samar. Mulai bingung,aku menoleh. Mencari tumbal untuk ditanyai,memilih penghapus untuk menghapus tanda tanya. Tampaknya Tuhan sedang berbaik hati padaku, Dia mengerti maksud,tujuan dan inginku. Pundak kananku terkena sentuhan seorang tua berkacamata yang masih kokoh dengan tempatnya dia berdiri. "Ada apa nak? lihatlah itu murid-muridku.Oh ada juga yang sedang bermain disitu, aku kenal beberapa". Kalimat itu hanyalah kata, bukan makanan namun aku coba cerna. Betapa hebat orang ini,dia orang terpandang di daerah ini, bukannya aku akan menambah kemampuanku jika banyak berbicara dengannya? Maka baiklaah....
Baru pertama saja aku sudah kalah mental, aku hanya orang baru di stadion. Aku sedang bernafas di tengah lautan manusia yang nasibnya tergantung tim yang mereka dukung. Memang benar begitu, mereka senang jika timnya menang dan mereka kecewa jika timnya kalah.Tapi semua ingin menang, semua mencoba memberikan dukungan. Hanya ada beberapa yang diam.
game on!!
Aku tersadar, barusaja nyawaku terbagi ke seluruh penjuru stadion. Kucoba kumpulkan kembali dan terfokus pada orang tadi. Ia mencoba menyodorkan secarik kertas. "Ini nak, siapa tahu kamu butuh ini, ini bukan kertas biasa...isinya adalah yel yel yang mungkin saja akan kamu nyanyikan nanti, tapi bungkam pun juga hak mu. Dari yang kecil ini kamu bisa berbuat yang tidak kecil. Dari yang kecil ini kamu bisa mencipta hal besar. Namun yaah semua kembali ke kamu nak...tidak kah kau lihat hal-hal aneh yang sedang terjadi disini?"
Petuah itu adalah komandoku, aku mencari jawaban untuk pertanyaan itu. Aku amati, aku rasakan, dan aku dengar. Memang ada yang berbeda di tempat ini!
Tidak semua orang yang ada di tribun ini bersemangat dengan pertandingannya, mereka seperti acuh tak acuh, merasa terpaksa dengan apa yang dia lakukan. Langkahnya bukan untuk hatinya. Di depannya ada beberapa orang yang berteriak padanya, membisikinya sesekali,semua hal dilakukan agar si penonton-tak-berpihak ini mendukung timnya, namun ia tetap enggan.Provokator ini tak kehabisan akal rupanya, kemudian ia mencoba merayu dengan janji janji palsu dan menyodorkan amplop berisi uang seraya mengibarkan bendera warna warni yang jelas berbeda dengan merah-putih.
Ini pertandingan janggal! Gawang memang ada dua, namun kedua kubu hanya mengincar salah satu gawang. Ada apa ini? Para pemain tampak sangat beringas, semangat mereka meletup seiring dengan harga keringat mereka yang murah. Mataku tertuju tajam pada salah satu gawang yang mereka incar. Ada kursi tahta dan segepok uang di dalamnya....
Aaaah, Suara peluit dari wasit berbunyi. "Pelanggaran!" aku berteriak
dengan lantang. Tapi kenapa orang-orang ini? Sebagian besar hanya melihatku dengan pandangan sinis,Beberapa menaruh telunjuk kotor mereka di depan hidung dan mulutnya. Aku keheranan , ada apa gerangan? Itu jelas jelas pelanggaran, Dia jelas menarik baju, dia jelas menyikut, dia jelas menjegal,dia jelas sengaja dan dia jelas-jelas jelas! Semua jelas. Itu pelanggaran! Namun kejanggalan terus berlangsung, instruksi wasit tak ada yang menggubris, hukuman hanya diabaikan dan dilakukan sekenanya. Ini pertandingan macam apa? Dua duanya adalah tim Endonesa, yang satu kostumnya merah pudar-padam karena terlalu amat berani, dan kostum yang satunya adalah putih pucat-kotor dan sudah tidak suci lagi. Namun begitu mereka saling beradu fisik, saling menjatuhkan. Ada dua kubu yang jelas jelas bertanding disana, namun anehnya kenapa si pengadil hanya ada satu? Ia tampak tak berdaya dengan setiap pelanggaran yang terjadi setiap detiknya. Bola itu tak lagi bundar...dan penonton tak lagi banyak, mereka ingin keluar dari tribun yang penuh sesak dan sudah rapuh namun tak bisa. Sekali ada di situ mereka tak bisa menuju ke pintu keluar kecuali menuju ke pintu ajal.
"Begini nak, yang kamu lihat ini adalah bangsamu sendiri.Mereka bertarung demi kebutuhannya sendiri dan timnya, mereka mencari gunungan harta di dalam gawang itu dengan beberapa hadiah lain yang ada. Itu memang bola, namun isinya adalah kepentingan mereka, mereka tidak mengejar kemenangan, mereka tidak peduli supporter, penonton atau rakyat atau apalah....Yah selamat datang di negara kesatuan repoeblix Endonesa. Semua yang kamu lihat memang nyata, satu pengadil itu tak mampu melawan kuasa dua tim yang ada. Tanah itu adalah tanah kita yang dulu hijau, yang telah mereka injak-injak sendiri.Garis-garis lapangan itu adalah buatan mereka sendiri, aturan- aturan bermain bola itu adalah buatan mereka sendiri dijaman lampau, Stadion ini buatan nenek moyang kita semua, kita semua yang ada di dalamnya....Yang dibangun dengan semen berupa darah,cat berupa keringat,beton berupa cinta,atap stadion yang berupa harapan,lapangan yang dibayar dengan kerja keras, dan material materiil lain yang dibayar dengan nyawa,darah dan airmata. Ini semua mereka rusak sendiri.... teruslah lihat pertandingan ini dan pelajari. Suatu saat kamu akan mengerti dan tahu apa yang harus kamu lakukan pada dirimu sendiri."
Semua menjadi Gila, semua Gila Bola.
Bukannya suka terhadap bola,
Hanya otak mereka menjadi Gila karena Bola
di dalam stadion
Jujur saja, aku baru sekali masuk ke dalam stadion. Sangat berbeda dengan apa yang aku lihat sebelumnya di sekolah,di kampus dan di Internet. Rumputnya bukan hijau, Lapangannya tidak rata, dan garis putihnya pun samar. Mulai bingung,aku menoleh. Mencari tumbal untuk ditanyai,memilih penghapus untuk menghapus tanda tanya. Tampaknya Tuhan sedang berbaik hati padaku, Dia mengerti maksud,tujuan dan inginku. Pundak kananku terkena sentuhan seorang tua berkacamata yang masih kokoh dengan tempatnya dia berdiri. "Ada apa nak? lihatlah itu murid-muridku.Oh ada juga yang sedang bermain disitu, aku kenal beberapa". Kalimat itu hanyalah kata, bukan makanan namun aku coba cerna. Betapa hebat orang ini,dia orang terpandang di daerah ini, bukannya aku akan menambah kemampuanku jika banyak berbicara dengannya? Maka baiklaah....
Baru pertama saja aku sudah kalah mental, aku hanya orang baru di stadion. Aku sedang bernafas di tengah lautan manusia yang nasibnya tergantung tim yang mereka dukung. Memang benar begitu, mereka senang jika timnya menang dan mereka kecewa jika timnya kalah.Tapi semua ingin menang, semua mencoba memberikan dukungan. Hanya ada beberapa yang diam.
game on!!
Aku tersadar, barusaja nyawaku terbagi ke seluruh penjuru stadion. Kucoba kumpulkan kembali dan terfokus pada orang tadi. Ia mencoba menyodorkan secarik kertas. "Ini nak, siapa tahu kamu butuh ini, ini bukan kertas biasa...isinya adalah yel yel yang mungkin saja akan kamu nyanyikan nanti, tapi bungkam pun juga hak mu. Dari yang kecil ini kamu bisa berbuat yang tidak kecil. Dari yang kecil ini kamu bisa mencipta hal besar. Namun yaah semua kembali ke kamu nak...tidak kah kau lihat hal-hal aneh yang sedang terjadi disini?"
Petuah itu adalah komandoku, aku mencari jawaban untuk pertanyaan itu. Aku amati, aku rasakan, dan aku dengar. Memang ada yang berbeda di tempat ini!
Tidak semua orang yang ada di tribun ini bersemangat dengan pertandingannya, mereka seperti acuh tak acuh, merasa terpaksa dengan apa yang dia lakukan. Langkahnya bukan untuk hatinya. Di depannya ada beberapa orang yang berteriak padanya, membisikinya sesekali,semua hal dilakukan agar si penonton-tak-berpihak ini mendukung timnya, namun ia tetap enggan.Provokator ini tak kehabisan akal rupanya, kemudian ia mencoba merayu dengan janji janji palsu dan menyodorkan amplop berisi uang seraya mengibarkan bendera warna warni yang jelas berbeda dengan merah-putih.
Ini pertandingan janggal! Gawang memang ada dua, namun kedua kubu hanya mengincar salah satu gawang. Ada apa ini? Para pemain tampak sangat beringas, semangat mereka meletup seiring dengan harga keringat mereka yang murah. Mataku tertuju tajam pada salah satu gawang yang mereka incar. Ada kursi tahta dan segepok uang di dalamnya....
Aaaah, Suara peluit dari wasit berbunyi. "Pelanggaran!" aku berteriak
dengan lantang. Tapi kenapa orang-orang ini? Sebagian besar hanya melihatku dengan pandangan sinis,Beberapa menaruh telunjuk kotor mereka di depan hidung dan mulutnya. Aku keheranan , ada apa gerangan? Itu jelas jelas pelanggaran, Dia jelas menarik baju, dia jelas menyikut, dia jelas menjegal,dia jelas sengaja dan dia jelas-jelas jelas! Semua jelas. Itu pelanggaran! Namun kejanggalan terus berlangsung, instruksi wasit tak ada yang menggubris, hukuman hanya diabaikan dan dilakukan sekenanya. Ini pertandingan macam apa? Dua duanya adalah tim Endonesa, yang satu kostumnya merah pudar-padam karena terlalu amat berani, dan kostum yang satunya adalah putih pucat-kotor dan sudah tidak suci lagi. Namun begitu mereka saling beradu fisik, saling menjatuhkan. Ada dua kubu yang jelas jelas bertanding disana, namun anehnya kenapa si pengadil hanya ada satu? Ia tampak tak berdaya dengan setiap pelanggaran yang terjadi setiap detiknya. Bola itu tak lagi bundar...dan penonton tak lagi banyak, mereka ingin keluar dari tribun yang penuh sesak dan sudah rapuh namun tak bisa. Sekali ada di situ mereka tak bisa menuju ke pintu keluar kecuali menuju ke pintu ajal.
"Begini nak, yang kamu lihat ini adalah bangsamu sendiri.Mereka bertarung demi kebutuhannya sendiri dan timnya, mereka mencari gunungan harta di dalam gawang itu dengan beberapa hadiah lain yang ada. Itu memang bola, namun isinya adalah kepentingan mereka, mereka tidak mengejar kemenangan, mereka tidak peduli supporter, penonton atau rakyat atau apalah....Yah selamat datang di negara kesatuan repoeblix Endonesa. Semua yang kamu lihat memang nyata, satu pengadil itu tak mampu melawan kuasa dua tim yang ada. Tanah itu adalah tanah kita yang dulu hijau, yang telah mereka injak-injak sendiri.Garis-garis lapangan itu adalah buatan mereka sendiri, aturan- aturan bermain bola itu adalah buatan mereka sendiri dijaman lampau, Stadion ini buatan nenek moyang kita semua, kita semua yang ada di dalamnya....Yang dibangun dengan semen berupa darah,cat berupa keringat,beton berupa cinta,atap stadion yang berupa harapan,lapangan yang dibayar dengan kerja keras, dan material materiil lain yang dibayar dengan nyawa,darah dan airmata. Ini semua mereka rusak sendiri.... teruslah lihat pertandingan ini dan pelajari. Suatu saat kamu akan mengerti dan tahu apa yang harus kamu lakukan pada dirimu sendiri."
Semua menjadi Gila, semua Gila Bola.
Bukannya suka terhadap bola,
Hanya otak mereka menjadi Gila karena Bola
Senin, 10 September 2012
Terkadang saya rindu saya yang tak bisa apa-apa
Rindu adalah sesal yang tertunda
Sesal adalah masa lalu yang tanpa bingkai
Masa lalu adalah memori yang untuk apa terlalu dipikirkan
Memori adalah kisah yang ingin aku jelajah lagi
Kisah adalah mimpi yang sebagian telah terwujud nyata
Mimpi adalah ungkapan yang tertinggal di sanubari
Ungkapan adalah kata yang tak pernah bertepi
Kata adalah nafas yang terlabur di dalam cahaya
Nafas adalah sentuhan terlembut dalam hidup
Sentuhan adalah dunia dimana mulut tak perlu bicara
Dunia adalah kamu yang ada dimana mana
Dan Kamu adalah segala hal yang telah coba aku ungkapkan lewat tulisan diatas
years
2010 telah berlalu
2011 tak akan pernah selesai
2012 sedang berlangsung
2013 akan segera datang
2011 tak akan pernah selesai...
2011 tak akan pernah
2011 tak akan
2011
Jangan melihat ada dimana posisi mu sekarang,
Lihat saja kemana arahmu tujuanmu selanjutnya
Pesan dari Udara
Harusnya langit mengajakmu menari,
Namun kau malah gugur di terbang tinggi.
Harusnya awan mengiringmu bernyanyi,
Namun kau malah diajak menuju surgawi
Bukan dibunuh jawabmu
Bukan diracun jawabmu
Bukan didusta jawabmu
Bukan... Bukan semua itu
Apa jawabmu?
Semua jadi bertanya,semua jadi curiga
Padahal nafasmu bermakna,sayang ajalmu penuh dusta.
Bohong dimana mana dan bungkam tetap memaksa.
Kepala siapa yang membuat kami kecewa?
Apa sebaiknya kami tetap tidak perlu tahu saja?
8 Tahun bukan waktu yang mudah terlupa.
Arsenik bukan perkara yang mudah terlupa
Dan jangan pernah paksa untuk lupa
Karna lupa tak pernah singgah sedikitpun di benak kami semua
Kamis, 02 Februari 2012
Pada Seorang Teman
Pada hamparan hijau mencoba berdiri, melawan semesta yang tak ia kenal.
Sesosok kecil penuh topeng ceria, Sesosok kecil yang acuh pada dusta disekitarnya.
Pernah dalam dirinya terbayang,ketika yang ada kini menjadi tiada.
Dan semuanya mengudara tak berbekas.
Sebelumnya aku, lalu kamu sesudahnya.
Ia bermain mimpi , menerbangkannya diantara langit menuju citanya.
Namun gelembung itu sudah tak tahu lagi akan menjadi apa,
sudah tak ada yang mau peduli dan dengar ceritanya
Menjadi semu yang sudah tak lagi ada pada tempatnya
Dengan tinggi yang tak seberapa, kedua tangannya menggapai ke langit.
ingin menggapai namun apa daya, ia tak sampai.namun tetap ia tak mau berhenti.
Hanya pada udara saja bocah itu berpesan,
kata sahabat masih terlalu hitam baginya,ia tak pernah temukan putih yang dulu.
Dunia sudah terlalu dingin baginya,
bersatunya kedua telapak tangan tak lagi ada artinya.
Ditinggal begitu saja tanpa pernah melihat lambaian tangan dari yang meninggalkannya.
Rasa sakitnya sudah mati, ia mati rasa.
Kesepiannya sudah tak lagi wajar, hilanglah kawan kecil ditelan dunia,
Takutnya terlalu menjadi,
musim gugur sudah datang terlalu cepat.
menghisap semua yang tak seharusnya ia bawa.
Sesosok kecil penuh topeng ceria, Sesosok kecil yang acuh pada dusta disekitarnya.
Pernah dalam dirinya terbayang,ketika yang ada kini menjadi tiada.
Dan semuanya mengudara tak berbekas.
Sebelumnya aku, lalu kamu sesudahnya.
Ia bermain mimpi , menerbangkannya diantara langit menuju citanya.
Namun gelembung itu sudah tak tahu lagi akan menjadi apa,
sudah tak ada yang mau peduli dan dengar ceritanya
Menjadi semu yang sudah tak lagi ada pada tempatnya
Dengan tinggi yang tak seberapa, kedua tangannya menggapai ke langit.
ingin menggapai namun apa daya, ia tak sampai.namun tetap ia tak mau berhenti.
Hanya pada udara saja bocah itu berpesan,
kata sahabat masih terlalu hitam baginya,ia tak pernah temukan putih yang dulu.
Dunia sudah terlalu dingin baginya,
bersatunya kedua telapak tangan tak lagi ada artinya.
Ditinggal begitu saja tanpa pernah melihat lambaian tangan dari yang meninggalkannya.
Rasa sakitnya sudah mati, ia mati rasa.
Kesepiannya sudah tak lagi wajar, hilanglah kawan kecil ditelan dunia,
Takutnya terlalu menjadi,
musim gugur sudah datang terlalu cepat.
menghisap semua yang tak seharusnya ia bawa.
Langganan:
Postingan (Atom)