Sabtu, 16 Oktober 2010

Putih Abu-Abu yang Tercoreng

Bel sekolah telah berbunyi,tanda berakhirnya sekolah di hari itu,tengok saja dari arah gerbang,mereka berhamburan keluar,seolah mereka ingin menghirup udara bebas diluar tembok sekolah yang mengekang mereka.Betapa indahnya momen itu.

Bagi beberapa pelajar,warung makan dan tempat tempat orang berjualan selalu menjadi tujuan terbaik sepulang sekolah,tempat mengisi ulang perut,luangkan waktu,atau mungkin menyambung rasa dengan sesamanya.Dari kejauhan pun tampaklah gumpalan kepulan asap rokok yang membumbung tinggi ke angkasa. Yah memang benar adanya,nongkrong sepulang sekolah memang menyenangkan bagi mereka,ini lebih baik daripada terus berada di dalam sekolah.

Belum lama mereka menghabiskan sesuap nasi dan es tehnya,dari arah utara terdengar suara raungan motor,tak hanya satu atau dua....bahkan sekitar sepuluh barisan motor datang dan menuju ke arah para pelajar yang sedang melepas lelah mereka.Sambil mengacungkan tangan yang mengepal,mereka meneriakkan identitas mereka,berharap didengar rupanya...atau hanya sekedar memantik onar dan api amarah.Tambahan aksesoris helm full-face,senjata tumpul,batu,dan knalpot yang mereka gembar gemborkan semakin menambah kesan gaharnya.
Tak tinggal diam,salah seorang pun berteriak dan berupaya untuk mengejar gerombolan tadi.

Ini masalah harga diri! siapa yang tidak terima jika sekolah dan komunitasnya diremehkan,dihina dan diinjak injak?

Dengan kepalan tangan dan senjata seadanya pula mereka mengejar,tambahan deru motor semakin memeriahkan suasana hari itu.Aksi kejar mengejar pun tak luput dari pandangan mata.Menghampiri lalu membuat mereka jera dengan pukulan tangan atau tendangan kakinya,dan perkelahian pun tak dapat dihindarkan.Hingga salah satu dari mereka ada yang pergi dan terluka.

Namun belum cukup sampai disitu saja,rutinitas pelajar ini belum lengkap tanpa hadirnya oknum satuan keamanan yang tak jelas darimana datangnya.Dengan senjata lengkap mereka yang menghiasi seragam coklat tuanya,mengendarai motor dan mobil patroli yang terus memburu para pelajar yang mereka duga terlibat dalam aktifitas ini.

gambaran kehidupan kota pelajar di kota pelajar yang indah bukan?
sembari terus menanti hingga komunitas sekolah sarang bajingan yang ada di utara itu datang dan menghampiri lagi,dan berharap semoga dendam dapat dibalaskan.

"darah harus dibalas dengan darah,nyawa harus dibalas dengan nyawa"
rasuk suara dari otak dan hati akan terus berikrar seperti itu.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar