campakkan kemudian punguti serpihnya demi satu
pernah yang disini angkat topi seharga nirwana
dahulu, bintang ,bulan,dan matahari pernah terangi angkara.
namun semuanya menyilaukan.
mahakarya yang pernah berhasil membuat hati terlunjak lepas dari sangkarnya.
derau parau berlalu sisakan hingar bingar di telinga,
ada apa?
kalau tak perlu berlari aku akan tetap disini.
terdiam semu berkalang nestapa.
yang belakang mulai redup cahayanya
pun juga yang didepan tak begitu indah adanya
aku rasa cukup,
lupakan pergolakan sandiwara yang tak bersuara.
tak butuh pedang atau tombak untuk menang,
tak perlu tameng maupun benteng untuk bertahan.
walau tanpa ada bunga,hidup berkeliling rumputan hijau sudah lebih baik kurasa
aku tahan dulu tasbihku,
sembari menunggu penyelamatku,
kalau kita tidak satu
hanya Dia yang tahu
bukan alur tak jelas lalu ambigu...
sembari menunggu penyelamatku,
kalau kita tidak satu
hanya Dia yang tahu
bukan alur tak jelas lalu ambigu...